yang tak berapa berhingus

Jumaat, 11 Oktober 2013

teman.

Teman
sejujurnya aku ingin mengaku
detik pertama pertemuanku dengan kamu
sebenarnya bukanlah sesuatu yang aku inginkan
kerana jalan ini, kerjaya ini, hidup ini
bukanlah impian aku

Tapi cerdik pandai pernah kata
Yang kadang-kadang sesuatu keputusan yang salah
bawa kita ke jalan hidup yang sangat indah
Ya, kini aku meyakini kata itu
sebab teman, yang indah itu
aku temui pada diri kamu

Teman
dahulunya aku lihat hidup ini
penuh kesuraman
gusar,resah untuk aku tempuh seorangan
Dan kadang-kadang
diri ini yang ego, angkuh
merasakan liku hidup ini hanya picisan
"ah! aku bisa hadapi ini sendirian!"

namun teman, setelah aku kenal diri kamu
tiap kali aku terjatuh, kau hulur tanganmu
tiap kali aku merasa dunia ini sangat perit
kau hadir berbisik
"kau kan ada aku."
tika degilku memuncak, egoku melangit
kau masih tegurku, dengan senyuman
"orang degil hidupnya selalu rugi"

Teman
terima kasih, terima kasih
sudi terima apa yang ada pada diri aku
teman, terima kasih
kerna setiap kali aku bersungguh melakukan sesuatu
tak pernah lekang dari bibirmu
"tahniah!" "hebatlah!" "terima kasih!" "thank you!"
tiap kali aku terlanjur kata, terburuk laku dengan kamu
walau pedih hatimu, tapi ringan kau lafazkan
"aku maafkan kamu" "I forgive You"

Teman
di satu saat nanti
bila aku dah berkeluarga
punyai cahaya mata
duduk simpuh di waktu petang dengan mereka berbual bicara
bila anakku bertanya
"Papa, bagaimana dengan hidup papa ketika belajar dulu? "
"seronokkah?" menarikkah?" "papa ceritalah!"
Teman, di saat itu, tanpa sekelumit pun kekesalan
aku tersenyum bangga
"anak, itu, episod hidup papa paling indah,
kerana papa tempuhinya dengan manusia
yang paling papa sayang, manusia paling baik
pernah papa ketemu di dunia"

Teman
aku tak rasa aku perlu menangis
aku tak rasa aku perlu berduka
dengan perpisahan yang bakal kita terima
sebab aku yakin
kalau pun tidak kita ketemu lagi di dunia
moga di sana nanti
di syurga Tuhan nanti, kita kembali bersama.


lagu latar ketika puisi ini dibacakan. kelik untuk dengar.



puisi ini adalah luah hati sepanjang 5 tahun saya bersama sahabat-sahabat di Institut Pendidikan Guru Kampus Pulau Pinang. 2008- 2013.


 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan